Pria Punya Selera

Selasa, 06 Juni 2017

Membangun Budaya nasional dari diri kita sendiri

Budaya nasional sendiri adalah budaya yang sudah ada dan mengakar pada suatu bangsa. Biasanya kebudayaan ini telah ada sejak dahulu kala dan terus diwariskan kepada anak cucu agar tetap lestari tidak termakan perubahan jaman. Kebudayaan nasional yang terus dijaga dengan baik akan memberikan dampak yang baik bagi suatu bangsa seperti menguatnya jati diri bangsa dan ideologi bangsa dapat terlihat jelas.
Kebudayaan nasional di Indonesia memiliki berbagai sifat khas yang bisa dilihat dari bahasa daerah, kesenian daerah, pakaian daerah dan juga berbagai kegiatan ada. Kebudayaan nasional tidak bisa dilihat dari sesuatu yang bisa diterima secara global seperti sistem ekonomi, kemajuan teknologi, agama atau sistem kehidupan masyarakatnya. Kebudayaan nasional haruslah sesuatu yang benar-benar menjadi ciri khas.
Contoh Kebudayaan Nasional IndonesiaKebudayaan Nasional Indonesia adalah segala kebudayaan yang ada di Indonesia baik itu kebudayan lokal maupun kebudayaan asing yang telah mengakar di Indonesia sejak sebelum kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. Kebudayaan lokal yang dapat diangkat menjadi kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang memiliki landasan Pancasila dan dapat mewakili sebagian besar dari masyarakat Indonesia pada umumnya.
Kebudayaan lokal yang sudah diangkat menjadi kebudayaan nasional jumlahnya sangat banyak. Antara lain batik yang merupakan pakaian adat masyarakat Jawa digunakan sebagai baju adat nasional karena dinilai dapat mewakili warga negara Indonesia pada umumnya. Gamelan yang merupakan alat musik khas Jawa dan Bali juga diangkat sebagai salah satu kebudayaan nasional di bidang seni karena dianggap dapat mewakili dan memberikan identitas bagi negara Indonesia. Di bidang kebudayaan ada budaya Wayang yang biasa dilestarikan di banyak daerah di Indonesia yang akhirnya diangkat sebagai kebudayaan nasional karena dapat memberikan ciri khas bagi bangsa Indonesia.
Share:

Pahlawan Bung Tomo

Bung Tomo adalah pahlawan yang berasal dari kota Surabaya. Beliau memiliki jasa besar terhadap upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia, yaitu pada saat melawan penjajah yang ingin kembali menjajah Indonesia tepatnya di kota Surabaya. Beliau berhasil menjadi orator dan membakar semangat arek-arek Suroboyo untuk melawan kembalinya penjajah yang kita kenal dengan pertempuran 10 November 1945 yang diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Biodata Bung Tomo

Nama Lengkap : Sutomo
Tempat Lahir : Surabaya, Jawa Timur
Tanggal Lahir : 03 Oktober 1920
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Dikenal : Sebagai Pahlawan Indonesia

Biografi Bung Tomo Pahlawan Indonesia
Image Courtesy of www.batyra.com

Kehidupan

Bung Tomo lahir pada 3 Oktober 1920 di Surabaya, Jawa Timur. Sutomo lebih dikenal dengan nama Bung Tomo oleh rakyat. Bung Tomo dibesarkan dalam keluarga kelas menengah, dan juga keluarga yang sangat menghargai dan menjunjung tinggi pendidikan. Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo adalah seorang kepala keluarga dari kelas menengah. Ia pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan, sebagai staf pribadi di sebuah perusahaan swasta, sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, dan pegawai kecil di perusahan ekspor-impor Belanda. Bung Tomo mengaku mempunyai pertalian darah dengan beberapa pendamping dekat Pangeran Diponegoro. Ibunya berdarah campuran Jawa Tengah, Sunda, dan Madura.

Bung Tomo suka bekerja keras untuk memperbaiki keadaan negerinya agar menjadi lebih baik. Pada saat usia 12 tahun, ketika ia terpaksa meninggalkan pendidikannya di MULO, Bung tomo melakukan berbagai pekerjaan kecil-kecilan untuk mengatasi dampak depresi yang melanda dunia saat itu. Belakangan ia menyelesaikan pendidikan HBS-nya lewat korespondensi, namun tidak pernah resmi lulus.

Di usia muda Bung Tomo aktif dalam organisasi kepanduan atau KBI. Bung Tomo kemudian bergabung dengan KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Sutomo menegaskan bahwa filsafat kepanduan, ditambah dengan kesadaran nasionalis yang diperolehnya dari kelompok ini dan dari kakeknya, merupakan pengganti yang baik untuk pendidikan formalnya. Pada usia 17 tahun, ia menjadi terkenal ketika berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda.

Bung Tomo memiliki minat pada dunia jurnalisme. Ia pernah bekerja sebagai wartawan lepas pada Harian Soeara Oemoem di Surabaya pada tahun 1937. Setahun kemudian, ia menjadi Redaktur Mingguan Pembela Rakyat serta menjadi wartawan dan penulis pojok harian berbahasa Jawa, Ekspres, di Surabaya pada tahun 1939.

Pada masa pendudukan Jepang, Bung Tomo bekerja di kantor berita tentara pendudukan Jepang, Domei, bagian Bahasa Indonesia untuk seluruh Jawa Timur di Surabaya pada tahun 1942-1945. Saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dikumandangkan, beliau memberitakannya dalam bahasa Jawa bersama wartawan senior Romo Bintarti untuk menghindari sensor Jepang. Selanjutnya, beliau menjadi Pemimpin Redaksi Kantor Berita Antara di Surabaya.

Perjuangan Pertempuran Surabaya 10 November 1945 

Pada tahun 1944 ia menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru yang disponsori Jepang, hampir tak seorang pun yang mengenal dia. Namun semua ini mempersiapkan Bung Tomo untuk menjalankan peranannya yang sangat penting.

Pada 19  September 1945  sebuah insiden terjadi di Hotel Yamato, Surabaya. Sekelompok orang Belanda memasang bendera mereka. Rakyat marah. Seorang Belanda tewas dan bendera merah-putih-biru itu diturunkan. Bagian biru dirobek, tinggal merah-putih, yang langsung dikibarkan.

Di Jakarta, pasukan Sekutu datang pada 30 September 1945. Para serdadu Belanda ikut rombongan. Bendera Belanda berkibar di mana-mana. Saat itu, Bung Tomo masih berstatus wartawan kantor berita ANTARA. Ia juga kepala bagian penerangan Pemuda Republik Indonesia (PRI), organisasi terpenting dan terbesar di Surabaya pada saat itu.

Di Jakarta, Bung Karno meminta para pemuda untuk menahan diri, tak memulai konfrontasi bersenjata. Bung Tomo kembali ke Surabaya. "Kita (di Surabaya) telah memperoleh kemerdekaan, sementara di ibukota rakyat Indonesia terpaksa harus hidup dalam ketakutan," katanya seperti dicatat sejarawan William H. Frederick dari Universitas Ohio, AS.

Pada bulan Oktober dan November 1945, ia menjadi salah satu Pemimpin yang sangat penting, karena ia berhasil menggerakkan dan membangkitkan semangat rakyat Surabaya, yang pada waktu itu Surabaya diserang habis-habisan oleh pasukan Inggris yang mendarat untuk melucutkan senjata tentara pendudukan Jepang dan membebaskan tawanan Eropa. 

Pada 9 November dikeluarkannya ultimatum yang ditunjukkan kepada para staf Gubernur Soerjo yang berbunyi, pertama, seluruh pemimpin rakyat Surabaya harus menyerahkan diri paling lambat pukul 18.00 di hari itu dengan tangan di atas kepala. Kedua, seluruh senjata harus diserahkan. Lalu, pembunuh Mallaby menyerahkan diri. Jika kedua hal tersebut diabaikan, Sekutu bakal mulai menyerang pada pukul 06.00 keesokan harinya. Seperti ultimatum terdahulu, pamflet berisi ultimatum disebar lewat udara. Jika tidak dipatuhi, pada 10 November mulai pukul 06.00, Inggris akan mulai menggempur.

Pertempuran di Surabaya, 10 November 1945, Bung Tomo tampil sebagai orator ulung di depan corong radio, membakar semangat rakyat untuk berjuang melawan tentara Inggris dan NICA-Belanda. 

Biografi Bung Tomo Pahlawan Indonesia
Image Courtesy of id.wikipedia.org

Bunyi Pidato Bung Tomo

Berikut ini bunyi dari pidato Bung Tomo yang pada saat itu berhasil membakar semangat para arek-arek Suroboyo untuk melawan sekutu demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Bismillahirrohmanirrohim..
Merdeka!!!

Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya. Kita semuanya telah mengetahui. Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua. Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan, menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangan tentara Jepang. Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan. Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka.

Saudara-saudara.
Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.
Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku, pemuda-pemuda yang berasal dari Sulawesi, pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali, pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan, pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera, pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini. Di dalam pasukan mereka masing-masing. Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung.
Telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol. Telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.

Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara. Dengan mendatangkan Presiden dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini. Maka kita ini tunduk untuk memberhentikan pertempuran. Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri. Dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.

Saudara-saudara kita semuanya. Kita bangsa indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu, dan kalau pimpinan tentara inggris yang ada di Surabaya. Ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia. Ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini. Dengarkanlah ini tentara Inggris.
Ini jawaban kita. Ini jawaban rakyat Surabaya. Ini jawaban pemuda Indonesia kepada kau sekalian.

Hai tentara Inggris !
Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu. Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu. Kau menyuruh kita membawa senjata2 yang telah kita rampas dari tentara jepang untuk diserahkan kepadamu. Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita. Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah. Yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih. Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga.

Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting!
Tetapi saya peringatkan sekali lagi. Jangan mulai menembak, baru kalau kita ditembak, Maka kita akan ganti menyerang mereka itulah kita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.

Dan untuk kita saudara-saudara.
Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!

Dan kita yakin saudara-saudara.
Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita, sebab Allah selalu berada di pihak yang benar. Percayalah saudara-saudara. Tuhan akan melindungi kita sekalian.

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Merdeka!!!

Biografi Bung Tomo Pahlawan Indonesia
Image Courtesy of www.panoraimo.com

Setelah Kemerdekaan

Bung Tomo sempat terjun dalam dunia politik pada tahun 1950, dan kemudian menghilang dari panggung politik karena ia tidak merasa bahagia terjun di dunia politik. Pada akhir masa pemerintahan Soekarno dan awal pemerintahan Suharto yang mula-mula didukungnya, Sutomo kembali muncul sebagai tokoh nasional.

Pada awal tahun 1970, ia kembali dan mempunyai pandangan pendapat yang berbeda dengan pemerintahan Orde Baru. Ia berbicara dengan keras terhadap program-program yang dijalankan oleh Suharto sehingga pada 11 April 1978 ia ditahan oleh pemerintah Indonesia yang tampaknya khawatir akan kritik-kritiknya yang keras tersebut. Baru setahun kemudian ia dilepaskan oleh Suharto.

Akhir Hidup

Pada 7 Oktober 1981 Bung Tomo meninggal dunia di Padang Arafah, saat sedang menunaikan ibadah haji. Berbeda dengan tradisi untuk memakamkan para jemaah haji yang meninggal dalam ziarah ke tanah suci yang harus dimakamkan di tanah suci, tapi jenazah Bung Tomo dibawa kembali ke tanah air dan dimakamkan bukan di sebuah Taman Makam Pahlawan, melainkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel di Surabaya.

Biografi Bung Tomo Pahlawan Indonesia
Image Courtesy of rusabawean.com

Gelar Sebagai Pahlawan Indonesia

Setelah pemerintah didesak oleh Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Fraksi Partai Golkar (FPG) agar memberikan gelar pahlawan kepada Bung Tomo pada 9 November 2007. Akhirnya gelar pahlawan nasional diberikan ke Bung Tomo bertepatan pada peringatan Hari Pahlawan tanggal 10 November 2008. Keputusan ini disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Kabinet Indonesia Bersatu, Muhammad Nuh pada tanggal 2 November 2008 di Jakarta.
Share:

Menyusuri Museum fatahillah









Kota Tua Jakarta merupakan jejak rekam sejarah tempo dulu. Bukti kejayaan penjajahan kolonial Belanda ketika menguasai Indonesia tepatnya Sunda Kelapa. Ratusan tahun kolonialisasi memusatkan pemerintahannya di tempat ini. Kota Tua masih menyimpan begitu banyak kenangan, berupa peninggalan benda-benda serta bangunan baik tata kota dan arsitek khas Eropa yang dibawa Belanda dalam mengembangkan Kota Batavia. Di Batavia ini pula, saksi perjuangan rakyat Indonesia memperjuangkan kemerdekaan tahun 1945. Kini, kawasan kota tua menjadi tempat wisata sejarah dengan beberapa peninggalan bangunan yang dialihfungsikan menjadi museum, cafe, dan lain-lainnya. Menjadi fasilitas publik yang banyak dibanggakan khususnya warga Jakarta. Disana, seluruh lapisan masyarakat berkumpul tanpa mengenal kasta. Tidak jarang pula, turis berkeliaran di tempat ini.

Jalan-jalan sore kemarin, saya bersama temen-temen sekelas menjelajah Museum Fatahillah (Museum Sejarah Jakarta). Untuk masuk ke museum, tiket masuk dapat dibeli di sisi kanan museum ini seharga Rp5.000 untuk umum dan Rp3.000 untuk mahasiswa/anak sekolah. Cukup murah bukan? Aturan pertama memasuki museum tersebut, kita dilarang membawa makanan/minuman. Kedua, kita harus melepas alas kaki kita dan menggunakan sendal jepit yang disediakan oleh pihak pengelola.

Di museum berlantai dua tersebut, kita akan banyak disuguhkan tentang Jakarta lebih dalam, peninggalan masa lampau, serta beberapa prasasti yang ditemukan di berbagai pelosok daerah Nusantara. Satu yang pasti, ruangan lantai dua museum ini merupakan tempat favorit saya. Disitu saya bisa melihat view kawasan Kota Tua lebih luas dengan keramaian di pelatarannya. 

Di pelataran tersebut, banyak komunitas yang bisa kita lihat, akan tertuju mata pada komunitas batu yang menggunakan seragam tempo dulu, lalu ada komunitas sepeda, komunitas seni dan orang berlalu lalang. Entah, menghabiskan senja di Kota Tua memberikan rasa historis yang berbeda. Kita bisa banyak belajar atau sekedar cukup mengetahui sejarah Kota Jakarta ataupun sekedar nongkrong bersama keluarga maupun teman.



Share:

Ritual Pernikahan Adat Sunda





ndonesia merupakan Negara yang memiliki ribuan suku yang masing-masing memiliki adat istiadat sendiri. Adat istiadat ini juga sangat berpengaruh terhadap ritual prosesi pernikahan suatu pasangan. Ritual prosesi pernikahan di Indonesia akan mengikuti darimana kedua pasangan itu berasal. Tim Merityuk kali ini akan membahas tentang tata cara ritual pernikahan adat sunda. 

1.         Neundeun Omong Neundeun omong adalah tahap awal yang harus dilakukan dalam ritual adat sunda. Pada tahapan ini dilakukan perbincangan antara kedua orang tua mempelai ataupun siapa saja yang jadi utusan dari pihak pria, yang datang bersilaturahmi kepada orangtua. Utusan tersebut harus menyampaikan pesan bahwa nantinya sang gadis akan dilamar. Namun, di beberapa daerah pasundan tertentu, terkadang ada yang menggunakan cara dengan saling mengirim barang tertentu. 

2.       Narosan (Lamaran) Narosan ini merupakan tahapan tindak lanjut setalah proses neundeun omong dilakukan. Narosan ini dilakukan oleh pihak kedua keluarga mempelai untuk sepakat menjalin hubungan yang lebih jauh. Perbedaannya dengan Neunden omong, pihak keluarga laki-laki membawa barang-barang seperti  lemareun, pakaian perempuan, cincin meneng, dan beubeur tameuh. Barang-barang tersebut tentunya memiliki arti masing-masing. image Source : Shirleyprimpuna.blogspot.com 

3.       Tunangan Setelah Narosan, selanjutnya dilakukan tunangan dengan car dilakukan pertukaran beubeur tameuh (Ikat panggang kaum perempuan terutama setelah melahirkan). Beubeur tameuh ini memiliki makna sebagai tanda adanya ikatan lahir batin antara kedua belah pihak. image Source : Wolipop.detik.com 

4.       Seserahan Dalam adat sunda, seserahan dilakukan pada 3 – 7 hari sebelum acara pernikahan dilaksanakan. Calon pengantin membawa uang, baju, perlengkapan rumah tangga, dan sebagainya. image Source : Curulfahat.blogspot.com 

5.       Ngaras Ngaras ini adalah proses meminta izin dari pihak calon mempelai wanita kepada kedua orang tua dengan cara sungkeman dan mencuci kaki kedua orang tua serta bersujud dipangkuan orang tuanya. image Source : Tipspernikahan.blogspot.com

 6.       Ngebakan (Siraman) Proses ngebakan atau siraman biasanya dilakukan 3 hari menjelang hari pernikahan. Ngebakan ini mempunyai makna agar kedua mempelai bersih secara lahir dan batin. image Source : Maestrowedding.com

 7.       Ngeuyeuk Sereuh Ngeuyeuk sereuh berasal dari ngaheuyeuk yang berarti mengolah. Biasanya acara ini dilakukan bersamaan dengan prosesi seserahan. Acara ini biasanya dihadiri oleh kedua calon mempelai dengan keluarga dekat yang dilaksanakan pada malam hari sebelum dilakukan prosesi akad nikah. Prosesi ini dipimpin oleh nini pangeuyeuk (Juru rias). Kedua calon mempelai meminta restu kepada orang tua masing-masing. Lewat prosesi ini, orang tua memberikan nasehat-nasehat lewat lambang benda-benda yang disertakan dalam acara prosesi.

 8.       Akad Nikah Akad nikah dilakukan pada hari yang telah ditetapkan oleh kedua kea bersangkutan. Taradisinya adalah romobongan keluarga dari calon mempelai laki-laki datang ke kediaman calon mempelai perempuan dengan membawa mas kawin dan peralatan seperti seserahan. 

9.       Saweran Saweran berasal dari kata panyaweran yang dalam bahasa sunda berarti tempat jatuhnya air dari atap rumah. Acara ini mempunyai makna berbagi rezeki dan kebahagiaan. Saweran dilakukan oleh kedua orang tua dengan diiringi kidung. Kedua mempelai duduk berdampingan dengan dilindungi payung. Saweran dilakukan sampai kidung selesai dilantukan. Alat saweran dinamakan bokor. Bokor ini berisi uang logam (kemakmuran), beras (kemakmuran), kembang gula (mendapatkan manis dalam hidup berumah tangga) dan kunyit (kejayaan). image Source : Adat-sunda.blogspot.com 

10.       Meuleum Harupat Mempelai pria memegang batang harupat, lalu pengantin wanita membakar dengan lilin hingga menyala. Harupat yang telah menyala lalu di input ke kendi yang di pegang mempelai wanita, diangkat kembali serta dipatahkan lantas di buang jauh-jauh. Melambangkan nasehat pada ke-2 mempelai untuk selalu berbarengan dalam memecahkan masalah dalam rumah tangga. Manfaat istri dengan memegang kendi diisiair yaitu untuk mendinginkan tiap-tiap masalah yang bikin pikiran serta hati suami tak nyaman. Itulah serangkaian ritual dan upacara adat pernikahan dari budaya Sunda. Meskipun terlihat menyulitkan, tetapi memiliki kandungan budaya dan makna yang dalam tersimpan dibaliknya. Untuk memudahkan serangkaian acara tersebut, ada juga beberapa pasangan yang menggunakan jasa wedding organizer.

Sumber :http://www.kompasiana.com/weddinqdotcom/tata-cara-ritual-pernikahan-adat-sunda_55cd6cb65297735305d7ad51
Share:

Senin, 27 Maret 2017

Cerita Belibur ke pantai anyer

Pengalaman ketika saya berlibur ke anyer dan Carit
Waktu itu saya dan keluarga termasuk nenek,ayah,ibu,paman,tante berserta sepupu hendak pergi ke pantai anyer. Kami berangkat pukul 07.00 dan sampai di pantai anyer pada pukul. 10.00. Jalanan yang kami lalui hanya jalan tol terus menerus. Setlah sampai di Anyer saya dan keluarga langsung menuju tempat penginapan. Setelah itu kami beristirahat sejenak.
Pada pukul 12.00 kami pergi untuk mencari makan siang. Kami makan di rumah makan seafood. Karena sebagian besar dari keluarga kami tidak suka ikan-ikanan, kami tidak memesan masakan yang menyangkut ikan. Saya memesan cumi goreng tepung, makanan favorit saya. Kebanyakan rumah makan yang berada di Jalan Raya Anyer adalah para penjual makanan Laut, dan masakan ayam pun kami jarang menemukannya di sini.
Setelah makan siang sekitar pukul 13.00 kami sekeluarga kembali ke tempat penginapan. Sampai di tempat penginapan kami bersantai-santai sejenak. Pada pukul 16.00 kami mulai bersiap-siap untuk berolahraga Voli pantai dan juga basket. Disana kami berolahraga dengan semangat dan kami di sana bersenang-senang.
Kira-kira sekitar pukul 18.00 kami sekeluarga kembali ke kamar penginapan. Kami mulai membersihkan badan dan mandi. Setalah semua selesai,kami melakukan Barbeque di teras halaman cottage kami.
Disana ada sosis, cumi, kepiting, udang, dan lain-lain. Dan akhirnya kami pun makan malam.
Tepat pukul 22.00 kami mulai kekenyangan dan waktunya untuk istirahat. Kami beristirahat di kamar masing-masing, karena dalam cottage yang kami singgahi memiliki 4 kamar.
Pada pukul 05.00 kami bangun dari tidur kami. Dan karena cottage yang kami inapi berhadapan langsung dengan pantai, kami langsung menuju pantai untuk melihat pemandangan yang bagus. Kami juga melihat para pemancing gurita yang bersabar di atas karang-karang menunggu guritanya tersangkut di kail yang para pemancing itu pegang.
Saya mengobrol dengan nelayan pemancing gurita tersebut. Saya mengajukan beberapa pertanyaan mengenai cara memancing gurita, dan ternyata saya di tawari untuk memancing gurita di sana, dan saya mencoba untuk memancing gurita. Dengan intruksi-intruksi yang di berikan oleh si nelayan pemancing gurita, akhirnya saya berhasil mendapatkan satu gurita yang cukup besar. Sungguh pengalaman baru yang mengasyikan. Ternyata harga gurita per ekor di sana di jual oleh para nelayan kepada para pedagang di pasar adalah berkisar 20 ribu sampai 30 ribu per ekor. Tetapi menurut saya memancing satu ekor pun saya sudah setengah mati mendapatkannya. Tetapi para nelayan sangat bersabar di bawah teriknya matahari, Mereka masih terlihat bersemangat untuk memancing Gurita.
Selain memancing gurita saya juga melihat para wisatawan lain sedang sibuk mencari kerang laut dan di antara bebatuan karang juga saya melihat beberapa kepiting yang bersembunyi di balik karang yang berlubang tersebut. Sungguh mengasikan suasana pantai di pagi hari.
Setelah saya berpamitan dan mengucapkan terima kasih kepada si nelayan, saya langsung kembali ke cottage dan kami sekeluarga akan pergi menaiki tower mercusuar di dekat penginapan kami. Setelah kami tiba di mercusuar tersebut untuk dapat naik kami di kenakan tiket sebesar 2000 rupiah per orang.
Kami menaiki tower mercusuar tersebut. dibeberapa bagian tangga ada yang sudah keropos dan berkarat. Saya dan keluarga pun melangkah dengan sangat hati-hati mengingat mercusuar ini sudah lama di bangun, bahkan mercusuar ini di bangun sejak jaman penjajahan Belanda
Akhirnya kami tiba di puncak mercusuar, setelah kurang lebih kita menaiki tangga sekitar 13 lantai. Kami di manjakan oleh pemandangan dari atas mercusuar yang sangat indah, ditambah dengan hembusan angin yang sepoi-sepoi menambah suasana menjadi sangat asri. Pemandangan yang menghadap kelaut dan juga pemandangan jalan Raya Anyer sangat terlihat jelas. Ditambah birunya lautan dan hijaunya pepohonan di sekitar jalan raya anyer, membuat pemandangan yang sangat menakjubkan.
Kami kembali ke penginapan pada pukul 12.00 dan bersiap untuk meninggalkan cottage. Kami sekeluarga langsung mencari makan siang. Setelah selesai makan siang kami berangkat menuju pantai Carita yang letaknya tidak jauh dari Anyer, sekitar 1 jam kita sudah sampai di penginapan di pinggir pantai Carita..Setelah sampai di Carita kami sekeluarga beristirahat sejenak. Pada sore harinya, kami bermain-main di pantai.
Sekitar pukul 18.00 kami bergegsa untuk mandi. Di malam harinya kami berjalan di pinggir pantai dan melihat banyak pedagang manik-manik dan pernak-pernik yang berasal dari batu karang,kerang, dan lain-lain.
Kami banyak membeli pernak – pernik dan hiasan yang sangat menarik.
Malam itu sepupu saya mengalami kehilangan telepon genggamnya. Sepertinya terjatuh di pinggir pantai tadi. Secara seksama kami mencari di pinggir pantai yang kita lalui tadi. Tapi hasilnya nihil, dan sepupu saya pun bersedih karena kehilangan Handphonenya.
Keesokan paginya kami bermain di pantai dan kami pun menaiki banana boat. Dan kami pun menyewa sebuah kayak seharga 50 ribu rupiah per jam. Ternyata cukup sulit juga untuk mengendalikan kayak, beberapa kali saya pun terjatuh dan terbalik dari perahu kayak karena tidak bisa menyeimbangkan kayak tersebut. Setelah cuaca mulai panas, kami bergegas ke kamar hotel. Kami meninggalkan penginapan untuk mencari makan pada pukul 12.00. Cuaca sangat terik pada saat itu, kami pun segera mencari minuman yang menyegarkan. Akhirnya kami memilih kelapa muda sebagai penyegar haus kami, kami minum dari kelapanya langsung dan rasa daging kelapanya sangat manis dan kenyal, memang sih kelapanya pun sangat muda dan masih hijau tetapi rasa manis dari airnya dan daging kelapanya sangat enak. Setelah itu kami pergi mencari makanan karena di tempat jual kelapa tersebut tidak menjual makanan maka dari itu kami mencari makanan di tempat lain. Kami memutuskan untuk mampir di rumah makan ikan bakar. Di sana saya memesan ikan bwal bakar, setelah saya makan ternyata rasanya sangat lezat sekali dan enak, ditambah dangan sambal kecap cengek yang pedas membuat ikan bakar tersebut menjadi sangat enak dan lezat. Saya pun tidak puas hanya makan 1 porsi, saya beberapa kali nambah dan saya memakan ikannya saja tanpa nasi sampai 2 ekor. Memang sangat enak masakan ikan bakar di sana, saya pun ketagihan dan sangat ingin kembali lagi ke sana jika saya berkunjung kembali ke Anyer.
Pengalaman yang sangat menyenangkan saya dapat ketika berlibur ke Anyer dan Carita, ada bahagia dan ada pula kesedihannya karena sepupu saya kehilangan telepon genggamnya. Meskipun ada kesedihan tetapi secara keseluruhan saya, ayah, ibu, nenek, paman, tante, dan sepupu saya merasa sangat senang bisa berlibur di Anyer bersama keluarga. Saya Tahun ini juga akan berlibur ke Anyer lagi, Tapi saya masih memikirkan cerita orang tentang Karimun Jawa yang terletak di Jepara. Saya pun merasa penasaran dan tertarik ingin mengunjungi pantai tersebut, katanya sangat indah.
Share:

Resep Makanan Ibuu yang saya sukai




  1. 2 ekor Ikan Mas (cuci bersih, lumuri jeruk nipis dan garam)
  2. 1 biji Jeruk nipis
  3. 1 biji Jeruk Limao
  4. secukupnya garam
  5. secukupnya gula
  6. secukupnya penyedap rasa
  7. 200-250 ml air panas
  8. Bumbu yang ditumbuk :
  9. 7-8 siung bawang merah (oseng² tnp minyak)
  10. 1 cm jahe (oseng² tnp minyak)
  11. 1/2 ruas kencur(oseng² tnp minyak)
  12. 12 biji cabe rawit ijo
  13. 3 biji (cabe rawit merah)

Langkah

  1. Goreng ikan mas sampai kering, angkat dan tiriskan
  2. Ulek cabe rawit, lalu masukan bawang merah, jahe, dan kencur yg sudah dioseng². Tumbuk kasar saja.
  3. Tambahkan garam, gula dan penyedap. Tuang air panas, dan koreksi rasa. Peras air jeruk limau kedalam kuah pecak (koreksi rasa)
  4. Siram ke ikan yg sudah digoreng.
  5. Hidangkan dengan nasi hangat 😄😄
Share:

Cerita Silat Tapak Suci

Di Banjarnegara, Jawa Tengah, Kiyai Haji (K.H.) Syuhada pada tahun 1872 memiliki seorang putera yang diberi nama Ibrahim. Sejak kecil ia menerima ilmu pencak dari ayahnya. Ibrahim tumbuh menjadi Pendekar yang menguasai pencak ragawi dan batin / inti tetapi sekaligus Ulama yang menguasai banyak ilmu, kemudian berganti nama menjadi K.H. Busyro Syuhada. 
Pada awalnya K.H.Busyro Syuhada mempunyai 3 murid, yaitu :
  • Achyat ( adik misan ), yang kemudian dikenal dengan K.H. Burhan
  • M.Yasin ( adik kandung ), yang dikenal dengan K.H. Abu Amar Syuhada
  • Soedirman, yang dikemudian hari mencapai pangkat Jenderal dan pendiri Tentara 
Nasional Indonesia, bahkan bergelar Panglima Besar Soedirman.
Pada tahun 1921 di Yogyakarta, bertemulah K.H. Busyro Syuhada dengan kakak beradik Ahmad Dimyati dan Muhammad Wahib. Dalam kesempatan itu mereka adu ilmu pencak antara M. Wahib dan M. Burhan. Kemudian A. Dirnyati dan M. Wahib dengan pengakuan yang tulus  mengangkat K.H. Busyro Syuhada sebagai guru dan mewarisi ilmu pencak dari K.H. Busyro Syuhada yang kemudian menetap di Kauman. Menelusuri jejak gurunya, Ahmad Dimyati mengembara ke barat sedang M. Wahib mengembara ketimur sampai ke Madura untuk menjalani adu kaweruh ( uji ilmu ). Pewaris ilmu banjaran, mewarisi juga sifat-sifat gurunya M. Wahib sebagaimana K.H. Busyro Syuhada, bersifat keras, tidak kenal kompromi, suka adu kaweruh. Untuk itu sangat menonjol nama M. Wahib dari pada  A. Dimyati. Sedang A. Dimyati yang banyak dikatakan ilmunya lebih tangguh dari pada adiknya M. Wahib tetapi karena pendiam dan tertutup maka tidak banyak kejadian-kejadian yang dialami. Sebagaimana M. Burhan yang mempunyai sifat dan pembawaan sama dengan A. Dimyati. 
K. H. Busyro Syuhada pernah menjadi guru pencak untuk kalangan bangsawan dan keluarga Kraton Yogyakarta. Salah satu diantara muridnya adalah R.M. Harimurti, seorang pangeran kraton, yang dikemudian hari beberapa muridnya mendirikan perguruan–perguruan pencak silat yang beraliran Harimurti.

Kauman, Seranoman dan Kasegu

Pendekar Besar KH Busyro Syuhada memberi wewenang kepada pendekar binaannya, A. Dimyati dan M. Wahib untuk membuka perguruan dan menerima murid. Perguruan baru yang didirikan pada tahun 1925 itu diberi nama Perguruan "Kauman", yang beraliranBanjaran. 
Perguruan Kauman mempunyai peraturan bahwa murid yang telah selesai menjalani pendidkan dan mampu mengembangkan ilmu pencak silat diberikan kuasa untuk menerima murid.
M. Syamsuddin yang menjadi murid kepercayaan Pendekar Besar M..Wahib diangkat sebagai pembantu utama; dan dizinkan menerima murid. Kemudian mendirikan perguruan ”Seranoman".  Perguruan Kauman menetapkan menerima siswa baru, setelah siswa tadi lulus menjadi murid di Seranoman. Perguruan Seranoman melahirkan pendekar muda Moh. Zahid, yang juga lulus menjalani pendidikan di perguruan Kauman. Moh. Zahid yang menjadi murid angkatan ketiga (3) bahkan berhasil pula mengembangkan pencak silat yang berintikan kecepatan; kegesitan, dan ketajaman gerak. Tetapi murid ketiga ini pada tahun 1948, wafat pada usia yang masih sangat muda. Tidak sempat mendirikan perguruan baru tetapi berhasil melahirkan murid, Moh. Barie lrsjad.
Pendekar Besar KH Busyro Syuhada berpulang ke Rahmatullah pada bulan Ramadhan 1942. Pendekar Besar KH Busyro Syuhada bahkan tidak sempat menyaksikan datangnya perwira Jepang, Makino, pada tahun 1943 yang mengadu ilmu beladirinya dengan pencak silat andalannya. Makino mengakui kekurangannya dan menyatakan menjadi murid Perguruan Kauman sekaligus menyatakan masuk Islam kemudian berganti nama menjadi Omar Makino. Pada tahun 1948 Pendekar Besar KH Burhan gugur bersama dengan 20 muridnya dalam pertempuran dengan tentara Belanda di barat kota Yogyakarta. Kehilangan besar pesilatnya menjadikan perguruan Kauman untuk beberapa sa’at berhenti kegiatannya dan tidak menampakkan akan muncul lagi Pendekar. Moh. Barie lrsjad sebagai murid angkatan keenam (6) yang dinyatakan lulus dari tempaan ujian Pendekar M. Zahid, M. Syamsuddin, M. Wahib dan A. Dimyati kemudian dalam perkembangan berikutnya mendirikan perguruan "Kasegu"
Kalau perguruan-perguruan sebelumnya diberi nama sesuai dengan tempatnya. Perguruan Kasegu diberikan nama sesuai dengan senjata yang diciptakan oleh Pendekar Moh. Barie Irsjad.

Lahirnya Tapak Suci

Moh. Barie lrsjad akhirnya mengeluarkan gagasan agar semua aliran Banjaran yang sudah berkembang dan terpecah-pecah dalam berbagai perguruan, disatukan kembali ke wadah tunggal.
Pendekar Besar M. Wahib merestui berdirinya satu Perguruan yang menyatukan seluruh perguruan di Kauman. Restu diberikan dengan pengertian Perguruan nanti adalah kelanjutan dari Perguruan Kauman yang didirikan pada tahun 1925 yang berkedudukan di Kauman.
Pendekar M. Wahib mengutus 3 orang muridnya. dan M. Syamsuddin mengirim 2 orang muridnya untuk bergabung. Maka Pendekar M. Barie Irsjad bersama sembilan anak murid menyiapkan segala sesuatunya untuk mendirikan Perguruan.
Dasar-dasar perguruan Kauman yang dirancang oleh Moh. Barie lrsjad, Moh. Rustam Djundab dan Moh. Djakfal Kusuma menentukan nama Tapak Suci. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dikonsep oleh Moh Rustam Djundab. Do’a dan lkrar disusun oleh H. Djarnawi Hadikusuma. Lambang Perguruan diciptakan oleh Moh. Fahmie Ishom, lambang Anggota diciptakan oleh Suharto Suja', lambang Regu Inti "Kosegu" diciptakan Adjib Hamzah. Sedang bentuk dan warna pakaian dibuat o!eh Moh. Zundar Wiesman dan Anis Susanto.
Maka pada tanggal 31 Juli 1963 lahirlah Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci
Share:

Tokoh Wayang Chepot

WAYANG memang sudah menjadi ciri khas budaya dari Indonesia, khususnya untuk wilayah pulau Jawa termasuk Jawa Barat. Jenis wayang yang terkenal dari pulau Jawa bagian barat ialah Wayang Golek. Bagi masyarakat Sunda sendiri, wayang golek sudah menjadi hiburan yang merakyat, mulai dari kalangan bawah sampai kalangan atas. Wayang golek sendiri mempunyai banyak tokoh, tetapi yang paling terkenal dan paling diingat oleh masyarakat ialah Si Cepot. Ia adalah sosok wayang yang penuh selera humor dan sudah menjadi ikon dari wayang golek. Sampai-sampai ada yang bilang, “Bukan orang Sunda namanya jika belum mengenal Si Cepot”. Seistimewa apakah sosok Si Cepot ini sehingga menjadi ikon dari wayang yang berasal dari Tanah Sunda?

Si Cepot atau yang dalam pewayangan mempunyai nama Astrajingga merupakan salah satu tokoh yang terdapat dalam dunia pewayangan, khususnya dalam kesenian wayang golek. Dia ini mempunyai wajah yang merah dengan gigi bawahhnya yang besar dan menonjol ke atas. Warna wajahnya yang merah ditafsirkan kitab wayang sebagai cerminan karakter yang buruk. Si Cepot ini mempunyai ciri khas suka ngabodor (bercanda). Cepot merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang terlahir dari pasangan Semar Badranaya dan Sutiragen. Dia mempunyai dua adik, yakni Dawala yang berhidung panjang dan Gareng yang berhidung bulat.
Nama Astrajingga sendiri berasal dari dua kata, yakni sastra yang berati tulisan dan jingga yang berarti merah yang melambangkan kelakuan yang buruk. Jadi Astrajingga merupakan cerminan karakter yang berkelakuan buruk seperti nilai rapor yang memiliki nilai merah. Tapi uniknya, meskipun Si Cepot sangat konyol dan selalu membuat jengkel, kehadirannya dalam suatu pertunjukan wayang malah selalu dinantikan. Karena kelucuan Si Cepot berdasarkan pada norma-norma, nilai-nilai, dan sikap hidup, sehingga kelucuannya mampu diterima oleh semua kalangan. Humornya juga sering menyentuh kehidupan sehari-hari. Dia merupakan tokoh yang sangat setia, kemanapun ayahnya pergi dia selalu menemaninya. Bahkan dia sangat setia pada negaranya, kesetiaannya ditunjukan saat bertarung mati-matian dengan buta hijau, antek kurawa demi membela negaranya.
Karena wataknya yang suka bercanda, banyak orang yang menyukai tokoh ini dan membuat Si Cepot menjadi terkenal. Dia ini tak pandang bulu dalam bercanda, Siapa saja bisa menjadi bahan candaannya, mulai dari para ksatria maha sakti, raja, sampai para dewa di langit. Tetapi dibalik humornya, Si Cepot ini selalu memberi nasihat dan petuah, tak jarang ia juga memberi kritikan pada pemerintah. Perilaku dan ucapannya selalu mengajarkan kita untuk bergotong royong, setia, selau ceria, dan membela kebenaran. Oleh karena itu, dalang biasanya menggunakan Si Cepot untuk menyampaikan pesan-pesan seperti kritik maupun petuah dengan sindiran yang disampaikan sambil guyon, agar bisa diterima oleh banyak orang.
Si Cepot beserta ayahnya dan kedua adiknya ini termasuk ke dalam tokoh wayang Punakawan, yakni tokoh abdi yang bertugas menasihati atau memberi petuah bijak bagi para Pandawa. Dalam suatu pertunjukan wayang golek, para tokoh ini biasanya ditampilkan pada bagian tengah cerita, ini dimaksudkan untuk membuat penonton lebih rileks dan bisa tertawa saat cerita mulai serius dan tegang.
Dalam cerita pewayangan Si Cepot ini biasanya menemani para ksatria, terutama Arjuna dan Madukara. Dia juga bisa bertempur seperti ksatria, senjata andalannya dalam berperang berupa Bedog (Golok).
Memang sangat unik wayang yang satu ini. Banyak hal yang patut dicontoh darinya. Di balik pribadi Cepot yang lucu dan suka membuat geger politik dengan tingkah laku yang nyeleneh, dia juga selalu punya pesan moral yang begitu bagus. Cepot merupakan cerminan rakyat jelata yang mempunyai sikap santai, setia, humoris, namun juga berani membela kebenaran.

Share:

Minggu, 19 Maret 2017

Nama Tokoh Wayang Golek

Wayang Golek adalah suatu seni pertunjukan wayang yang terbuat dari boneka kayu, yang terutama sangat populer di wilayah Tanah Pasundan. Sebagaimana alur cerita pewayangan umumnya, dalam pertunjukan wayang golek juga biasanya memiliki lakon-lakon baik galur maupun carangan yang bersumber dari ceritaRamayana dan Mahabarata dengan menggunakan bahasa Sunda dengan iringan gamelan Sunda (salendro), yang terdiri atas dua buah saron, sebuah peking, sebuah selentem, satu perangkat kenong, sepasang gong (kempul dan goong), ditambah dengan seperangkat kendang (sebuah kendang Indung dan tiga buah kulanter), gambang, dan rebab.

Sejak 1920-an, selama pertunjukan wayang golek diiringi oleh sinden. Popularitas sinden pada masa-masa itu sangat tinggi sehingga mengalahkan popularitas dalang wayang golek itu sendiri, terutama ketika zamannya Upit Sarimanah dan Titim Patimah sekitar tahun 1960-an. Dalam pertunjukan wayang golek, lakon yang biasa dipertunjukkan adalah lakon carangan. Hanya kadang-kadang saja dipertunjukkan lakon galur. Hal ini seakan menjadi ukuran kepandaian para dalang menciptakan lakon carangan yang bagus dan menarik. Beberapa dalang wayang golek yang terkenal diantaranya Tarkim, R.U. Partasuanda, Abeng Sunarya, Entah Tirayana, Apek, Asep Sunandar Sunarya, Cecep Supriadi dll.

Pola pengadegan wayang golek adalah sebagai berikut; 1) Tatalu, dalang dan sinden naik panggung, gending jejer/kawit, murwa, nyandra, suluk/kakawen, dan biantara; 2) Babak unjal, paseban, dan bebegalan; 3) Nagara sejen; 4) Patepah; 5) Perang gagal; 6) Panakawan/goro-goro; 7) Perang kembang; 8) Perang raket; dan 9) Tutug.

Salah satu fungsi wayang dalam masyarakat adalah ngaruat, yaitu membersihkan dari kecelakaan (marabahaya). Beberapa orang yang diruwat (sukerta), antara lain: 1) Wunggal (anak tunggal); 2) Nanggung Bugang (seorang adik yang kakaknya meninggal dunia); 3) Suramba (empat orang putra); 4) Surambi (empat orang putri); 5) Pandawa (lima putra); 6) Pandawi (lima putri); 7) Talaga Tanggal Kausak (seorang putra dihapit putri); 8) Samudra hapit sindang (seorang putri dihapit dua orang putra), dan sebagainya.

Wayang golek saat ini lebih dominan sebagai seni pertunjukan rakyat, yang memiliki fungsi yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat lingkungannya, baik kebutuhan spiritual maupun material. Hal demikian dapat kita lihat dari beberapa kegiatan di masyarakat misalnya ketika ada perayaan, baik hajatan (pesta kenduri) dalam rangka khitanan, pernikahan dan lain-lain adakalanya diiringi dengan pertunjukan wayang golek. (Ganjar Kurnia, 2003, Deskripsi Kesenian Jawa Barat.)

Berikut ini nama-nama tokoh dalam wayang golek:

1. Anoman (Hanoman)


Anoman Perbancana Suta, atau Hanoman, kera berbulu putih putra Batara Guru dari dewi Anjani. Ia pernah menjabat sebagai senapati kerajaan Mahespati, mengabdi kepada Batara Rama dalam kisah Ramayana. Ia juga memiliki umur yang sangat panjang, karena mempunyai tugas menyimpan sukma Rahwana di dalam cupunya. Itu menurut Pustaka Rajah Purwa Ramayana, yang berbeda dengan versi Ramayana dari India.

Anoman memiliki beberapa ajian:

- Aji Pancasona, kekuatan menerima bacokan musuh.

- Bayu Bajra, pukulan dengan tenaga ratusan kali sehingga bisa menjepit gunung sonara-sonara untuk menjepit tubuh dasamuka.

- Pancanaka, kuku ibu jarinya yang bisa digunakan sebagai senjata pembunuh yang hebat. Bayu Rota, kekuatan atau kecepatan secepat angin.

- Sirna Bobot, aji untuk meringankan tubuh saat terbang atau pun loncat.

2. Arjuna


Arjuna adalah putra Pandu yang ketiga dari ibu Dewi Kunti. Disebut juga panengah Pandawa. Tinggal di Madukara, bagian dari kerajaan Amarta. Berparas tampan, banyak disukai wanita. Memiliki senjata pusaka keris Pancaroba, Ali-ali Ampal dan panah Pasopati. Arjuna sangat taat kepada gurunya, yaitu Resi Drona dari kerajaan Astina. Memiliki putra salah satunya adalah Abimanyu.

3. Aswatama

Aswatama adalah putra Resi Drona (guru Pandawa dan Kurawa). Putra satu-satunya, menjadikan Aswatama sangat disayang oleh ayahnya.

4. Bambang Kaca

Bambang Kaca adalah putra Gatotkaca. Setelah masa Bratayuda, Astina kembali dikuasai pihak Pandawa. Parikesit, cucu Arjuna, menjadi raja saat itu. Sedangkan Bambang Kaca menjadi benteng pertahanan negara Astina. Mengenakan pakaian Kre Antakusuma (milik ayahnya). Suaranya pun mirip sekali dengan ayahnya.

5. Bambang Sumantri

Bambang Sumantri adalah keponakan Rama Bergawa. Dia mempunyai adik bernama Sokrasana yang buruk rupa. Dia pernah dihukum oleh Arjuna Sasrabahu karena ingin menikahi calon istri Arjuna Sasrabahu, yaitu diperintah untuk memindahkan Taman Sriwedari ke alun-alun kota. Berkat bantuan adiknya taman itu bisa dipindahkan. Namun karena malu punyak adik buruk rupa akhirnya secara tidak sengaja Sokrasana terbunuh oleh kakaknya sendiri. Sumantri mati oleh Sokrasana yang menjelma menjadi buaya ketika Sumantri berkelahi dengan Rahwana.

6. Batara Bayu

Bayu berarti angin. Batara Bayu adalah Dewa yang menguasai angin. Dia tinggal di Kahyangan Pangwalung. Ayahnya bernama Batara Guru. Ibunya bernama Dewi Uma. Istrinya bernama Dewi Sumi. Nama lain dari Batara Bayu adalah Batara Pawana Guru, Batara Prabancana, Batara Maruta. Batara Bayu memiliki beberapa ajian. Salah satunya adalah Aji Bayubajra. Yakni bisa mengeluarkan angin puting beliung untuk menyerang lawannya. Dia memiliki beberapa murid. Anoman (monyet putih) dan Bima (Pandawa yang ke-2). Mereka memiliki Kuku Pancanaka, yakni senjata pada kuku ibu jarinya. Coba perhatikan pada kuku jempolnya (Batara bayu, Anoman, Bima).


7. Batara Guru

Batara Guru adalah putra Sanghyang Tunggal. Merajai 3 alam. Alam Marcapada, alam Madyapada, dan alam Mayapada.

8. Batara Kresna

Batara Kresna adalah raja kerajaan Dwarawati dan merupakan titisan Dewa Wisnu, ditugaskan untuk menyelesaikan segala macam permasalahan yang terjadi di muka bumi. Mempunyai senjata Gambar Lopian yang bisa melihat keadaan di seluruh belahan penjuru dunia.

9. Batara Rama


Batara Rama atau Sri Rama atau Ramawijaya adalah raja dari kerajaan Ayodya. Putra prabu Dasarata. Beristerikan Dewi Shinta, setelah memenangkan sayembara menarik Busur Pusaka Kerajaan Mantili. Semasa muda bernama Raden Regawa. Mendapat nama Rama setelah berhasil mengalahkan Rama Bergawa.

10. Bima

Bima adalah putra Pandu yang kedua dari ibu Dewi Kunti. Menikah dengan Arimbi. Bima adalah ayahanda Gatotkaca. Memiliki kuku pancanaka. Ada seekor ular di lehernya. Jika Bima berbohong maka ular tersebut akan menggigit lehernya. Sehingga Bima dikenal dengan karakter yang tidak pernah berbohong.

11. Cepot 


Sastrajingga alias Cepot adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Semar Badranaya dan Sutiragen (sebetulnya Cepot lahir dari saung). Wataknya humoris, suka banyol ngabodor, tak peduli kepada siapa pun baik ksatria, raja maupun para dewa. Kendati begitu lewat humornya dia tetap memberi nasehat petuah dan kritik.

Lakonnya biasanya dikeluarkan oleh dalang di tengah kisah. Selalu menemani para ksatria, terutama Arjuna, Ksatria Madukara yang jadi majikannya. Cepot digunakan dalang untuk menyampaikan pesan-pesan bebas bagi pemirsa dan penonton baik itu nasihat, kritik maupun petuah dan sindiran yang tentu saja disampaikan sambil guyon.

Dalam berkelahi atau perang, Sastrajingga biasa ikut dengan bersenjata bedog alias golok (di Tanah Sunda dikenal juga ada salah satu jenis bedog: bedog cepot). Dalam pengembangannya Cepot juga punya senjata panah. Para denawa (raksasa/buta) biasa jadi lawannya.

Sastrajingga merupakan tokoh panakawan putra Semar Badranaya. Sastra adalah tulisan. Jingga adalah merah. Si Cepot adalah gambaran tokoh wayang yang mempunyai kelakuan buruk ibarat seorang siswa yang mempunyai rapot merah. Namun demikian ia sangat setia mengikuti Semar kemana saja dia pergi. Kehadirannya dalam setiap pagelaran wayang golek sangat dinanti-nanti karena kekocakannya. Asep Sunandar Sunarya menjadikan si Cepot sebagai kokojo/tokoh unggulan pada setiap pagelaran. Bahkan tanda tangan Asep Sunandar ditulis atas nama Cepot.


Sumber : http://sundaneseethniccanszz.blogspot.co.id/2012/12/nama-tokoh-wayang-golek.html





Share:

Motor Rakitan sendiri

Motor Rakitan sendiri

Ordered List

Sample Text

Definition List